Foto: Toraja Farmer |
Beberapa kajian dari berbagai
Perguruan Tinggi, menyebutkan sistem tanam jajar legowu berpeluang meningkatkan
hasil produski pertanian, seperti padi dan jagung serta tanaman pangan lainnya.
Melansir wikipedia, sistem tanam
jajar legowo dasarnya berasal dari kata jajar bercampur lego
(lega), dan dowo (panjang), yang keduanya berasal dari bahasa Jawa;
diperkenalkan oleh seorang pejabat dinas pertanian Banjarnegara, legowo tahun 1996.
Makna aslinya adalah cara tanam padi
sawah dengan pola beberapa barisan, ini juga dapat diterapkan pada tanaman
pangan lain diantaranya tanaman jagung. Sistem tanaman tersebut, bisa dikatakan
sebagai inovasi pertanian untuk meningkatkan hasil produktivitas.
Tidak hanya itu, disinyalir bila
petani menghasilkan produksi yang tinggi dapat berpotensi untuk meningkatkan
kesejahteraan hidup, yang turut serta meningkatkan ketahanan pangan rumah
tangga petani.
Meskipun demikian sistem ini belum
banyak diterapkan oleh petani, karena kelemahan mengakses informasi tentang
pertanian. Biasanya, petani masih belum terbiasa dengan hal yang baru dan
memilih menggunakan sistem yang telah dilakukan sebelumnya.
Sistem tanam jajar legowo merupakan salah satu komponen Pengelolaan Tanaman Terpadu (PTT) pada padi sawah, dilansir Sinar Tani yang apabila dibandingkan dengan sistem tanam lainnya memiliki keuntungan sebagai berikut:
- Sistem tanaman berbaris ini memberi kemudahan petani
dalam pengelolaan usahataninya seperti: pemupukan susulan, penyiangan,
pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit (penyemprotan). Di samping itu
juga lebih mudah dalam mengendalikan hama tikus.
- Meningkatkan jumlah tanaman pada kedua bagian pinggir
untuk setiap set legowo, sehingga berpeluang untuk meningkatkan
produktivitas tanaman akibat peningkatan populasi.
- Sistem tanaman berbaris ini juga berpeluang bagi
pengembangan sistem produksi padi-ikan (mina padi) atau parlebek
(kombinasi padi, ikan, dan bebek).
- Meningkatkan produktivitas padi hingga mencapai 10-15%.
Dengan sistem jajar legowo ini terdapat ruang terbuka yang lebih lebar di
antara dua atau lebih kelompok barisan tanaman yang akan memperbanyak
cahaya matahari masuk ke setiap rumpun tanaman padi sehingga meningkatkan
aktivitas fotosintesis yang berdampak pada peningkatan produktivitas
tanaman.
Prinsip Tanam Jajar Legowo
Selain itu, tanaman yang berada di
pinggir diharapkan memberikan produksi yang lebih tinggi dan kualitas gabah
yang lebih baik, mengingat pada sistem tanam jajar legowo terdapat ruang
terbuka seluas 25-50%, sehingga tanaman dapat menerima sinar matahari secara
optimal yang berguna dalam proses fotosintesis.
Penerapan sistem tanam jajar legowo
disarankan menggunakan jarak tanam (25 x 25) cm antar rumpun dalam baris; 12,5
cm jarak dalam baris; dan 50 cm sebagai jarak antar barisan/lorong atau ditulis
(25 x 12,5 x 50) cm. Hindarkan penggunaan jarak tanam yang sangat rapat,
misalnya (20 x 20) cm, karena akan menyebabkan jarak dalam baris sangat sempit.
Sistem tanam jajar legowo yang sudah
di perkenalkan dan sudah diadopsi oleh para petani adalah Jajar Legowo 2:1 dan
Jajar Legowo 4 : 1 tipe 1 maupun tipe 2. Namun pelaksanaan di lapangan masih
banyak ditemukan dengan penanaman sistem jajar legowo 5 : 1; jajar legowo 6 :
1; dan bahkan ada yang jajar legowo 8 : 1.
Beragamnya praktek legowo di
lapangan tersebut menuntut adanya buku acuan penerapan sistem tanam legowo
yang benar mulai dari penanaman hingga pengambilan sampel ubinan, sehingga
dalam pelaksanaannya benar-benar dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Untuk
itu, Badan Litbang Pertanian, Kementerian Pertanian menerbitkan buku tentang
Sistem Tanam Legowo, 2014. Lebih lanjut dapat dijelaskan sistem tanam
jajar legowo 2 : 1 dan jajar legowo 4 : 1 tipe 1 maupun tipe 2.
Legowo 2:1
Sistem tanam jajar legowo 2:1 akan
menghasilkan jumlah populasi tanaman per ha sebanyak 213.300 rumpun, serta akan
meningkatkan populasi 33,31% dibanding pola tanam tegel (25 x 25) cm yang hanya
160.000 rumpun/ha. Dengan pola tanam ini, seluruh barisan tanaman akan mendapat
tanaman sisipan.
Legowo 4:1 Tipe 1
Sistem tanam jajar legowo 4:1 tipe 1
merupakan pola tanam jajar legowo dengan keseluruhan baris mendapat tanaman
sisipan. Pola ini cocok diterapkan pada kondisi lahan yang kurang subur. Dengan
pola ini, populasi tanaman mencapai 256.000 rumpun/ha dengan peningkatan
populasi sebesar 60% dibanding pola tegel (25 x 25) cm.
Legowo 4:1 Tipe 2
Sistem tanam jajar legowo 4:1 tipe 2
merupakan pola tanam dengan hanya memberikan tambahan tanaman sisipan pada
kedua barisan tanaman pinggir. Populasi tanaman 192.712 rumpun/ha dengan
persentase peningkatan hanya sebesar 20,44% dibanding pola tegel (25 x 25) cm.
Pola ini cocok diterapkan pada lokasi dengan tingkat kesuburan tanah yang
tinggi. Meskipun penyerapan hara oleh tanaman lebih banyak, tetapi karena
tanaman lebih kokoh sehingga mampu meminimalkan resiko kerebahan selama
pertumbuhan.
Komentar
Posting Komentar